Sunday 18 February 2018

Anak lam ban belajar forex


Pengertian Slow Learner Aprendiz lento adalah anak dengan tingkat penguasaan materi yang rendah, padahal materi tersebut merupakan prasyarat bagi kelanjutan di pelajaran selanjutnya, sehingga mereka sering harus mengulang (Burton, dalam Sudrajat, 2008). Anak lamban belajar (aprendiz lento) merupakan anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal, tetapi tidak termasuk anak tunagrahita (biasanya memiliki IQ sekitar 80 8211 85). Dalam beberapa hal anak ini mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan kemampuan untuk beradaptasi, tetapi lebih baik dibanding dengan tunagrahita. Mereka membutuhkan waktu belajar lebih lama dibanding dengan sebayanya. Sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan khusus. B. Ciri 8211 ciri Anak Slow Learner Anak aprendiz lento memiliki ciri 8211 ciri sebagai berikut. 1. Berfungsinya kemampuan kognisi, hanya saja di bawah nível normal. 2. Cenderung tidak matang dalam hubungan interpessoal. 3. Memiliki kesulitan dalam mengikuti petunjuk 8211 petunjuk yang memiliki banyak langkah. 4. Hanya memperhatikan saat ini dan tidak memiliki tujuan 8211 tujuan jangka panjang. 5. Hanya memiliki sedikit strategi internal, seperti kemampuan organisasional, kesulitan dalam belajar dan menggeneralisasikan informasi. 6. Nilai 8211 nilai yang biasanya buruk dalam tes prestasi belajar. 7. Dapat bekerja dengan baik dalam mão 8211 em materiais, yaitu materi-materi yang telah dipersingkat dan diberikan pada anak, seperti kegiatan di laboratorium dan kegiatan manipulatif. 8. Memiliki self 8211 image yang buruk. 9. Mengerjakan tugas 8211 tugas dengan lambat. 10. Menguasai keterampanan dengan lambat, beberapa kemampuan bahkan sama sekali tidak dapat dikuasai. 11. Memiliki daya ingat yang memadai, tetapi mereka lambat mengingat. C. Klasifikasi Aprendiz lento merupakan salah satu dari lima kesulitan belajar siswa (Sudradjat, 2008). Lima kesulitan itu antara lain. 1. Transtorno de aprendizagem atau kekacauan belajar, yaitu keadaan di mana proses belajar seseorang terganggu akibat munculnya respon yang bertentangan. 2. Disfunção de aprendizagem, merupakan gejala di mana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa itu tidak mengalami subnormalitas mental. 3. Under-achiever, mengacu pada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang cenderung di atas normal, tetapi berprestasi belajar yang rendah. 4. Problemas de aprendizagem, yaitu ketidakmampuan belajar yang mengacu pada gejala di mana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar. 5. Slow-learner, adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf intelektual yang relatif sama. Penggolongan aprendiz lento menurut masalah belajar anak. 1. Anak dengan masalah konsentrasi 2. Anak dengan masalah daya ingat 3. Anak dengan masalah kognisi 4. Anak dengan masalah sosial dan emosional D. Faktor Penyebab Aprendiz lento Aprendiz lento memiliki hubungan yang sangat erat dengan IQ, maka terdapat dua faktor yang mempengaruhinya. 1. Faktor Internal 183 Genetik Hereditas Berdasarkan 111 penelitian yang diidentifikasi dalam suatu survei pustaka dunia tentang persamaan inteligensi dalam keluarga (Atkinson, dkk, 1983, h. 133), terdapat korelasi antara IQ orangestaño anaknya. Semakin tinggi proporsi gen yang serupa pada dua anggota keluarga, semakin tinggi korelasi rata-rata IQ mereka. Disebabkan oleh zat 8211 zat yang dapat merusak otak, misalnya. Zat pewarna pada makanan, pencemaran lingkungan, gizi yang tidak memadai, dan pengaruh 8211 pengaruh psikologis dan sosial yang merugikan perkembangan anak. 2. Faktor Eksternal Efek lingkungan yang berbeda terhadap IQ, berdasarkan penelitian yang dilakukan Beyley bahwa status sosial 8211 ekonomi keluarga mempengaruhi IQ anak (Atkinson, dkk, 1983, h. 137). Disimpulkan bahwa, indivíduo dapat memiliki IQ sekitar 65 jika dibesarkan di lingkungan miskin, tetapi dapat memiliki IQ lebih dari 100 jika dibesarkan di lingkungan sedang atau kaya. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa kondisi keluarga mempengaruhi bagaimana keluarga mengasuh anak mereka. 183 Strategi Pembelajaran Penyebab utama problema anak lamban belajar (aprendiz lento) berupa strategi pembelajaran yang salah atau tidak tepat, pengelolaan kegiatan pembelajaran yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak dan pemberian ulangan penguatan yang tidak tepat. E. Cara Mengatasi Slow Learner Saat siswa tidak dapat menyelesaikan tugas pekerjaan rumah, tidak bisa mengerjakan soal ulangan, tidak bisa memahami intruksi 8211 intruksi tugas yang diberikan, mereka sering diklasifikasikan sebagai anak yang bodoh. Jika kata 8221bodoh8221 itu terdengar oleh siswa yang bersangkutan akan menambah beban secara psikologis untuk beraktivitas di dalam proses pembelajaran. Kata bodoh sering dikonotasikan sebagai orang yang tidak memiliki pengetahuan. Alangkah bijaksanannya anak yang mendapat predikat bodoh kita klasifikasikan sebagai anak lambat belajar bukan anak bodoh yang mempunyai konotasi yang negatif. Masalah-masalah yang mungkin bisa jadi penyebab anak lambat belajar antara lain karena masalah konsentrasi, daya ingat yang lemah, kognisi, serta masalah sosial dan emosional. Kecerdasan majama memang di bawah rata-rata, tetapi mereka bukan anak yang tidak mampu, tetapi mereka butuh perjuangan yang keras untuk menguasai apa yang diminuta di kelas reguler. Untuk mengatasi anak yang lamban belajar maka diperlukan metode belajar yang tepat bagi aprendiz lento atau anak lamban belajar, yaitu. 1. Pahami bahwa anak membutuhkan lebih banyak pengulangan, 3 sampai 5 kali, untuk memahami suatu materi daripada anak lain dengan kemampuan rata-rata. Maka, dibutuhkan penguatan kembali melalui aktivitas praktek dan yang familiar, yang dapat membantu proses generalisasi. 2. Anak lento aprendendo yang tidak berprestasi dalam akademik dasar dapat memperoleh manfaat melalui kegiatan tutorial di sekolah atau privat. Tujuan tutorial bukanlah untuk menaikkan prestasinya, tetapi membantunya untuk otimizado terhadap kemampuannya dan menghadapkannya pada harapan yang realistik dan dapat dicapainya. 3. Adalah masuk akal dan dapat dibenarkan untuk memberi mereka kelas yang lebih singkat dan tugas yang lebih sederhana. 4. Berusahalah untuk membantu anak membangun pemahaman dasar mengenai konsep baru daripada menuntut mereka menghafal materi dan fakta yang tidak berarti bagi mereka. 5. Gunakan demonstrasi dan petunjuk visual sebanyak mungkin. Jangan membingungkan mereka dengan terlalu banyak verbalisasi. Pendekatan multisensori juga dapat sangat membantu. 6. Jangan memaksa anak bersaing dengan anak dengan kemampuan yang lebih tinggi. Adakan sedikit persaingan dalam programa akademik yang tidak akan menyebabkan sikap negatif dan pemberontakan terhadap proses belajar. Belajar dengan kerjasama dapat mengoptimalkan pembelajaran, baik bagi anak yang berprestasi atau tidak, ketika pemebelajaran tersebut mendukung interaksi sosial yang tepat dalam kelompok yang heterogen. 7. Konsep yang sederhana yang diberikan pada anak pada permulaan unidade instrumental dapat membantu penguasaan materi selanjutnya. Maka, dibutuhkan beberapa modifikasi di kelas. 8. Anak sebaiknya diberi tugas, terutama dalam pelajaran sosial dan ilmu alam, yang terstruktur dan konkret. Projete-projete besar yang membutuhkan matangnya kemampuan organisassional dan kemampuan konseptual sebaiknya dikurangi, atau secara substantivo dimodifikasi, disesuaikan dengan kemampuannya. Dalam kerja kelompok, aprendiz lento dapat ditugaskan untuk bertanggung jawab pada bagian yang konkret, sedang anak lain dapat mengambil tanggung jawab pada komponen yang lebih abstrak. 9. Tekankan hal-hal setelah belajar, berikan insentif dan motivasi yang bervariasi. 10. Berikan banyak kesempatan bagi anak untuk bereksperimen dan mempraktikkan konsep baru dengan materi yang konkret atau situasi yang menstimulasi. 11. Pada awal setiap unit, kenalkan anak dengan materi-materi yang familiar. 12. Sederhanakan petunjuk dan yakin bahwa petunjuk itu dapat dimengerti. 13. Penting bagi guru untuk mengetahui gaya belajar masing-masing anak, ada yang mengandalkan kemampuan visual, auditori atau kinestetik. Pengetahuan ini memudahkan penerapan metode belajar yang tepat pada mereka. F. Pelayanan Pendidikan Bagi Aprendiz lento Pelayanan pendidikan dapat diberikan dengan memberikan bimbingan yang tepat bagi aprendiz lento. Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang guru dalam melakukan bimbingan terhadap siswa yang lambat belajar. Strategi 8211 strategi yang bisa dilakukan oleh seorang konselor atau guru antara lain: 1. Bimbingan bagi anak dengan masalah konsentrasi a) Ubahlah cara mengajar dan jumlah materi yang akan diajarkan. Siswa yang mengalami masalah perhatian dapat ketinggalan jika materi yang diberikan terlalu cepat atau jika beban menumpuk dengan materi yang kompleks. Oleh karena itu, akan berguna bagi mereka untuk. - Memperlambat laju presenteasi materi - Menjaga agar siswa tetap terlibat dengan memberi pertanyaan pada saat materi diberikan. - Gunakan perangkat visul seperti membuat baganskema garis besar materi untuk memberikan gambaran pada siswa mengenai langkah-langkah atau bagian-bagian yang diajarkan. Siswa mungkin tidak menyadari peranan perhatian dalam proses pengajaran. Mereka juga tidak menyadari kalau perhatian merupakan bidang kesulitan tertentu bagi mereka. Dalam pertemuan ini seorang kita memberikan penjelasan dengan cara yang tanpa memberikan hukuman dan tanpa ancaman akan sangat berguna bagi siswa. Karena tanpa disadari kita telah mengalihkan perhatian kita dari siswa. Dengan membawa mereka dekat dengan kita secara fisik secara rafia akan membawa e anak lebih dekat kepada proses pengajaran. D) Berikan dorongan secara langsung dan berulang-ulang. Biarkan siswa tahu kalau anda melihatnya ketika sedang memperhatikan. Katakana kontak mata ketika pembelajaran berlangsung itu sangat penting. Cobalah berikan penghargaan atas kehadirannya. Bias juga dengan penghargaan verbal yang dilakukan dengan tenang, dan lembut. E) Utamakan ketekunan perhatian daripada kecepatan menyelesaikan tugas. Siswa mungkin merasa kecil hati dan tidak diperhatikan bila mereka dihukum karena tidak menyelesaikan tugas secepat orang lain. Membuat penyesuaian dan jumlah tugas yang harus diselesaikan maupun waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tugas berdasar kemampuan individu mangkin akan sangat membantu dan mendorong bagi sebagaian siswa. F) Ajarkan auto-monitoramento de atenção. Melatih siswa untuk memonitor perhatian mereka sendiri sewaktu-waktu dengan menggunakan timer atau alarme jam. Mengajarkan mereka untuk mencatat berbagai intervalo apakah mereka memberikan perhatian atau tidak pada saat pengajaran. Catatan ini akan membantu menciptakan perhatian yang lebih besar bagi kebutuhan dalam memfokuskan perhatian. 2. Bimbingan bagi anak dengan masalah daya ingat a) Ajarkan menggunakan destacando atau menggaris bawahi dengan penanda. Untuk membantu memancing ingatan. Mereka harus diberi tahu cara memilih tajuk bacaan, kalimat dan istilah kunci untuk diberi garis bawah atau tanda dengan highlighter. Kemudian me-review dari bacaan yang di sudah digaris bahawahi tadi. B) Perbolehkan menggunakan alat bantu memori (ajuda à memória). Yang mana alat-alat itu bias berfungsi bagi mereka sebagai alat pengingat dan bias jadi juga sebagai alat pengajaran. C) Biarkan siswa yang mengalami masalah sulit mengingat untuk mengambil tahapan yang lebih kecil dalam pengajaran. Misalnya dengan membagi tugas-tugas kelas dan rumah atau dengan memberikan tes kemampuan penguasaan lebih sering. D) Ajarkan siswa untuk berlatih mengulang dan mengingat. Misalnya dengan memberikan tes langsung setelah pelajaran disampaikan. 3. Bimbingan bagi anak dengan masalah kognisi a) Berikan materi yang dipelajari dalam konteks 8220high meaning8221. Ini berguna untuk mengetahui apakan siswa memahami arti bacaan mereka atau arti suatu pertanyaan mengenai materi baru. Pengertian dapat diperkokoh dengan menggunakan contoh, analogi atau kontras. B) Menunda ujian akhir dan penilaian. Perlu memberikan umpan balik dan dorongan yang lebih sering bagi siswa berkesulitan belajar. Avalie terhadap tugas mereka sebagai tambahan pengajaran akan sangat membantu. Dengan kata lain, suatu kesadaran yang konstan mengenai siswasiswa ini akan membentuk kepercayaan diri dan kemampuan mereka. Bagi sebagian siswa, menunda ujian akhir mereka sampai siswa menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari, mungkin merupakan cara terbaik. C) Temapatkan siswa dalam konteks pembelajaran yang 8220tidak pernah gagal8221. Siswa berkesulitan belajar seringkali mempunyai sejarah kegagalan disekolah. Biasanya mereka memiliki perasaan akan gagal (sensação de falha) dalam berbagai hal yang mereka lakukan. Memutuskan rantai kegagalan dan menciptakan cipta diri (senso de si mesmo) baru bagi siswa ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi guru untuk melakukannya. Pada setiap tugas atau kemampuan siswa harus ditarik kembali kepada masalah diman tugas dapat dilakukan tanpa kegagalan. 4. Bimbingan bagi anak dengan masalah social dan emosional a) Buatlah sistem perhargaan kelas yang dapat diterima dan dapat diakses. Siswa berkesulitan belajar perlu memahami sistem penghargaan ini dikelas dan merasa ikut serta di dalamnya. Jangan sampai siswa yang berkesulitan melajar merasa 8220 out leis 8221, mereka yang tidak memilki kesempatan untuk mendapatkan penghargaan yang diterima siswa lain. Untuk memahami bagaimana mereka bisa mendapatkan penghargaan yang baik, para siswa disini perlu diberi pemahaman tentang bagaimana cara mendapatkan keuntungan sosial dari sibap positif dan hubungan sosial yang baik dikelas. beberapa siswa mungkin ingin pembuktian langsung dikelas. B) Membentuk kesadaran tentang diri dan orang lain. Sebagian siswa yang berkesulitan beljar tidak memilki kesadaran yang jelas pada sikapnya sendiri serta dampaknya pada orang lain. Membantu siswa ini menjadi lebih mengenal sikap mereka dan dampaknya pada orang lain merupakan kesempatan yang brarti bagi perkembangan sosial dan emosional. Berbicara terbuka dan penuh perhatian kepada siswa ini mengenai sikapnya juga dapat menjadi langkah penting dalam membentuk hubungan yang saling percaya di antara mereka. C) Mengajarkan sikap positif. Ketika siswa berkesulitan belajar menjadi lebih sadar terhadap sikapnya dan mendapat pemahaman yang lebih baik atas interaksi dengan orang lain, mereka akan merespon dengan baik intruksi-intruksi tentang cara membentuk hubungan yang baik do senso de si (citra diri) yang lebih positif. Jika sikap seorang siswa berkesulitan belajar sangat tidak layak atau sikap negatifnya tetap ada ketika semua cara telah dicoba, jangan ragu minta bantuan. Cari bantuan pada teman, com disekolah yang mungkin dapat memberikan bantuan dalam menjelaskan masalah-masalah sosial dan emosional, serta mencari solusi mengenai kesulitan tersebut. Pertolongan ini bisa datang dari psikolog, konselor, orang tua, guru, dan kepala sekolah. Yang terpenting seorang pendidik memahami bahwa minta bantuan bukan tanda kelemahan atau ketidakmampuan. KERANGKA MODELO PEMBELAJARAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR DI SEKOLAH DASAR Di Indonésia, dados terbaru mengenai prevalensi anak-anak berkesulitan belajar belum dapat dipastikan. Hal ini kemungkinan karena belum seragamnya definisi dan istilah kesulitan belajar. Penggunaan istilah kesulitan belajar kadang diper173tukar173kan dengan kondisi-kondisi yang lain, seperti lamban belajar (aprendiz lento) dan berma173sa173lah dalam belajar (problema de aprendizagem) atau tunagrahita (retardamento mental). Istilah-istilah tersebut tidaklah bermakna sama. Sebagai gambaran, prevalensi anak-anak yang mengalami kesulit173an belajar di Amerika sekitar 5. Diperkirakan pula, lebih sobre 20 anak usia sekolah di sana m engalami permasalahan dalam belajar, meskipun belum tentu teridentifikasi sebagai anak berkesulitan belajar (Wallace, 2002). Adapun menurut Lerner (2000) layanan pendidikan khusus dinikmati oleh 40 dari seluruh anak berkebutuhan khusus. Dari jumlah tersebut sebagian besar di antaranya adalah siswa berkesulitan belajar. Dalam hal Indonésia, survei Abdurrahman dan Ibrahim (1994) terhadap 3.215 siswa kelas satu hingga kelas enam di 25 Sekolah Dasar Negeri di Jakarta menemukan 16,52 siswa yang dinyata173kan oleh gurunya sebagai siswa berke173sulitan belajar karena ni173lai rata-rata prestasi belajar mereka di bawah enam . Klaim guru terhadap persentasi ini be173173lum173 tentu sepenunhya tepat. Ka173re173na, tidak semua anak yang nilai rata-ratanya di ba173wah enam adalah anak ber173kesulitan belajar. Mungkin saja di antara mereka terda173pat anak-anak yang lam173ban belajar. Bermasalah dalam belajar atau tuna173grahita ringan. Selanjutnya, pada tahun 1997 Balai Penelitian dan Pengembangan Pendi173dikan Na173si173onal melakukan penelitian terha173dap 24 sekolah dasar di empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung e dan Kalimantan Barat. Di sana ditemukan 13,9 sis173wa yang beresiko ke173sulitan belajar. Dari jumlah tersebut, 47,4 di antaranya memi173liki taraf kecerdasan normal hingga di atas normal (Abdurahman dalam Istiningrum, 2005). Dengan kata lain terdapat 6,59 siswa Indonésia yang memiliki resiko kesulitan belajar. Mencermati data-data diage, dengan demikian, diper173kira173kan lebih dari 6 murid sekolah dasar memiliki resiko kesulitan belajar. Badan yang sama meng emukakan pula bahwa siswa beresiko kesulitan belajar itu belum sepenuhnya ter173tangani oleh guru sekolah dasar (Sumarlis, 2005). Meskipun sudah dikembang173kan semacam alat identifikasi kesulitan belajar untuk murid sekolah dasar, dalam kenyataannya guru kelas belum secara langsung mampu melaksanakan proses pembelajaran yang tepat bagi anak berkesulitan belajar tanpa dibekali pemahaman atau pelatihan khusus. Dengan demikan, pengembangan kerangka modelo pembelajaran bagi anak berke173su173litan belajar menjadi hal yang penting adanya. Karena bisa dijadikan semacam acuan dan dapat pula dikembangkan lebih lanjut oleh guru kelas yang secara langsung me173nangani proses pembelajaran sehari-hari siswanya. Untuk mempertepat sasaran la173yanan, kerangka modelo ini dilengkapi dengan instrumen identi173fikasi bagi anak beke173sulitan belajar yang relativo sederhana dan mudah digunakan guru kelas. B. Pengertian dan Karakteristik Kesulitan Belajar Kesulitan Belajar merupakan istilah Indonésia untuk dificuldades de aprendizagem, dificuldades de aprendizagem, e aprender diferenças. Terdapat nuansa pe173ngertian atas istilah-istilah tersebut. Di satu pihak, dike173mukakan bahwa peng173gunaan istilah aprendendo diferenças lebih bernada positif, namun dipihak lain istilah learning diabilities dianggap lebih menggambarkan kondisi faktualnya. Untuk meng173hindari bias dan perbedaan rujukan, serta karena isitilah ini sudah lazim digunakan di Indonésia kita sepakat menggunakan istilah Kesulitan Belajar. Menurut NJCLD, kesulitan belajar adalah istilah umum ingek berbagai jenis kesulitan individu dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, bertutur e dan ber173hitung. Kernis ini bukan karena kecacatan fisik atau mental, bukan juga karena pengaruh faktor lingkungan, melainkan karena faktor kesulitan dari dalam individu itu sendiri saat memper173sepsi dan melakukan pemrosesan informasi terhadap objek yang diinderainya (Lerner, 2000). Dari definisi dan uraian di atas tampak bahwa kondisi kesulitan belajar memiliki beberapa karakteristik uatama, yaitu 1. Berupa Gangguan Interno Penyebab kesulitan belajar berasal dari faktor interno, yaitu yang berasal dari dalam anak itu sendiri. Anak ini mengalami gangguan pemusatan perhatian, sehingga kemampuan perseptualnya terhambat. Baik itu persepsi visual (proses pemahaman terhadap objek yang dilihat), persepsi auditoris (proses pemahaman terhadap objek yang didengar) maupun persepsi taktil-kinestetis (proses pemaha173man terhadap objek yang diraba dan digerakkan). Faktor-faktor interno itulah yang menjadi penyebab kesulitan belajarnya, bukan faktor eksternal (yang berasal dari luar anak), seperti faktor lingkungan keluarga, budaya, fasilitas, dll. 2. Terdapat Kesenjangan antara Potensi dan Prestasi Anak berkesulitan memiliki potensi kecerdasan inteligensi normal, bahkan beberapa di antaranya di atas rata-rata. Namun mereka memiliki prestasi akademik yang rendah. Dengan demikian, mereka memiliki kesenjangan yang nyata antara potensi dan prestasinya. Kesenjangan ini biasanya terjadi pada kemampuan belajar akademik yang spesifik, yaitu pada kemampuan membaca (disleksia), menulis (disgrafia), bertutur (disfasia) atau berhitung (diskalkulia). 3. Tidak memiliki gangguan fisik danatau mental Anak berkesulitan belajar merupakan anak yang tidak memiliki kecacatan, baik secara fisik maupun mental. Kejelasan mengenai pengertian dan karakteristik anak berkesulitan belajar ini penting sekali agar tidak lagi terjadi ketertukaran konsep dan pengertian dengan istilah-istilah lain seperti: 167 Problema de aprendizagem Proibido Belajar (Bermasalah dalam Belajar) Kondisi di mana anak mengalami masalah (seperti turunnya prestasi belajar akademik) yang penyebabnya Dari faktor eksternal, seperti kodisi lingkungan keluarga, fasilitas belajar di rumah atau di sekolah, dan seterusnya. Biasanya kondisi ini bersifat temporersementara. Bila masalah eksternalnya hilang, kondisi masalah belajarnya pulih dengan sendirinya 167 S baixo Aprendiz (Lamban Belajar) Kondisi di mana anak menjalani proses pembelajaran dengan lamban karena ke173ter173batasan potensi kecerdasannya. Inteligensi (IQ) mereka sedikit di bawah nível rata-rata8212antara 80-90. Kelambanan belajar mereka nyaris merata pada semua pelajaran 167 Mentalmente Retardamento (Tunagrahita) Kondisi di mana anak mengalami keterbelakangan mental, dengan inteligensi di bawah anak lamban belajar. IQ anak tunagrahita ringan antara 50-70an. Kondisi hambatannya juga menyeluruh dan menetap. Kerangka Modelo Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar ini disusun dengan tujuan: 1. Memberikan kejelasan bagi guru dan pabak lain dalam memahami istilah dan karakteristik utama anak berkesulitan belajar 2. Menyediakan semacam panduan sederhana bagi guru dan pihak lain untuk menemukan anak-anak yang memiliki karakteristik anak berkesulitano Belajar 3. Menyediakan semacam panduan sederhana yang membroikan alternativo pilihan terhadap modelo-modelo pembelajaran yang dapat diterapkan guru dan Pokak lain pada anak berkesulitan belajar Sasaran pengguna Kerangka Modelo Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar ini antara lain: 1. Guru kelas yang memiliki siswa beresiko kesulitan belajar 2 Guru bidang studi yang memiliki siswa beresiko kesulitan belajar 3. Guru Pembimbing Khusus yang memberikan layanan pendidikan khusus pada anak berkebutuhan khusus, termasuk anak berkesulitan belajar, regulador sekolah 4. Kepala Sekolah yang memiliki kewenangan penataan kebijakan sekolah, terkait dalam upaya memodi Fikasi layanan pendidikan pada anak berkesulitan belajar. E. Identifikasi Anak Berkesulitan Belajar Sebagaimana terungkap dalam latar belakang masalah dan penger173tian dan karakteristik kesulitan belajar, tampak bahwa untuk mengantisipasi kekeliruan klasi173fikasi de layanan pada anak berkesulitan belajar diperlukan semicam instrumen untuk mengidentifikasi kondisi kesulitan belajar dimaksud. Karena akan digunakan oleh guru kelas reguler, yang tidak memiliki latar belakang pendidikan khusus, maka instrumen ini harus jelas dan sederhana serta tidak mengandung istilah-istilah khusus yang asing. Instrumen ini berupa tabel inventori atau daftar ceklis. Instrumen ini bisa digunakan guru kelas untuk mengidentifikasi kemampuan siswanya. Prosesnya dilakukan dengan pengamatan. Bila dari hasil pengamatan seorang anak menunjukkan gt 6 perilaku di bawah ini, kemungkinan anak tersebut beresiko berkesulitan belajar (Vitriani, 2007). Bila ditengarai memiliki kesulitan belajar, anak bisa dirujuk kepada tenaga ahli (psikolog, pedagog) untuk mengakurasi lebih lanjut kondisi kesulitan belajar173nya. Tetapi, tanpa rujukan tenaga ahli trocadilho, guru tetap dapat menerapkan layanan pendidikan bagi mereka dengan acuan kerangka modelo pembelajaran ini. Berikut ini instrumennya. Inventori Identifikasi wal Anak Berkesulitan Belajar F. Modelo Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar Mengenai modelo pembelajaran, hal yang pertama kali harus dicatat adalah bah173wa tidak yang benar atau salah dalam modelo, metodo, atau strategi pembelajaran. Modelo de Yang ada adalah, metodo, atau strategi pembelajaran yang tepat atau tidak tepat. Modelo pembelajaran yang tepat akan dapat mengakomodasi kebutuhan anak berkesulitan belajar, yakni dengan mengembangkan apa yang menjadi kelebihan dan mengurangi kelemahannya. Begitu pula sebaliknya. Modelo de Kerangka pembelajaran ini disesuaikan dengan klasifikasi anak berke173sulitan belajar yang terdiri dari kesulitan membaca (disleksia), menulis kesulitano (disgrafia), dan kesulitan berhitung (diskalkulia). Sistematika penyusunan kerangka modelo pembelajaran ini mengacu pada bebe173ra173pa pendekatan pembe173lajaran, yakni pendekatan teori psikologi perkembangan (develop173mental), perilaku (comportamento) dan teori kognitif. Sebagai gamba173ran, berikut ini tabulasi pendekatan belajar bagi anak berkesulitan belajar yang dimaksud. TABULASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar, Jacarta: Depdikbud RI Halahan, Daniel P. amp Kaufman, James M. 1994. Crianças excepcionais - 9ª edição. Massachuset: Allyn amp Bacon Hernowo. 2003. Melejitkan Diri dengan Mengarang, Bandung: Mizan Harwell, Joan M. 2000. Módulos de informação para materiais LD. Nova Iorque: O Centro de Pesquisa Aplicada em Educação Istiningrum, Maria (2005) Meningkatkan Keterampan Mengarang pada Anak Bekesulitan Belajar Melalui Pendekatan Proses de SD Pantara Jakarta Selatan, Skripsi, Tidak Diterbitkan, Jacarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Lerner, Janet.2000 . Learning Disabilities - 9ª Edição, Boston: Houghton Mifflin Company McGregor, Sandy. 2004. Piece of Mind, Jacarta: Gramedia Sumarlis, Vitriani. (2005) Kontribusi Aspek Motorik, Persepsi, dan Bahasa Terhadap Risiko Kesulitan Belajar (Identifikasi Dini yang Dilakukan Di Tingkat Prasekolah). Tese, Tidak Diterbitkan, Depok: Fak Psikologi UI Sunardi, dkk.1997. Menangani Kesulitan Belajar Membaca, Jacarta: Depdikbud RI Vallet, Robert E.1969. Programação de deficiências de aprendizagem. California: Fearon Publisher

No comments:

Post a Comment